hay everybody,,
its me dini ^^
setelah sekian lama punya blog baru kali ini aku nulis sendiri blog ku dengan cerita pribadiku sendiri. biasanya blog ini hanya terisi oleh postingan tugas-tugas ku dan kebanyakan semua dari itu adalah hasil searching mbah google. kekeke 😀
let me introduce my self, please. hehehe
namaku Dini Dwi Fadhilah, kalian bisa panggil aku dini 🙂
sebagian orang-orang terdekatku memanggilku “dinot”. haha gak kece banget ya? :p
yah tapi apa pun panggilannya aku tetep terima yang penting kalian sayang sama aku hehe. aku mahasiswi stikom surabaya, semester 2, jurusan KPK, 18 tahun 🙂
aku anak ke-2 dari 3 bersaudara, aku punya kakak laki-laki dan juga adik laki-laki.
kakak ku mahasiswa stikom surabaya, jurusan SI, semester 8. sedangkan adikku masih sekolah di kelas 5 SD. ayahku adalah seorang karyawan BUMN di perusahaan pupuk, ayahku tidak bekerja dibagian perkantoran melainkan di pendistribusian pupuknya. ayahku berlayar. ibuku adalah seorang ibu rumah tangga, kesehariannya sama seperti pada umumnya ibu rumah tangga yang lain.
alhamdulillah keluargaku adalah keluarga yang berkecukupan dan sederhana. tapi kurasa ada yang sedikit berbeda dengan keluargaku dibanding dengan yang lain. aku merasa memiliki seorang ayah dan ibu yang sungguh luar biasa 🙂
karena tuntutan pekerjaannya ayah selalu berlayar dan tak tentu waktu untuk bisa pulang kerumah. jika dalam waktu satu tahun ada 365 hari, mungkin aku hanya memiliki waktu tidak lebih dari 120 hari untuk bisa bersama ayahku. ayah berlayar tak tentu waktu untuk pulang. hanya ada 2x cuti yang bisa dia ambil dalam setahun. bisa berbulan-bulan aku tidak bertemu dengan ayah karena masih harus bekerja. sekalipun ayah pulang ke rumah itu pun hanya 2-3 hari tidak akan bisa lebih dari seminggu untuk ada dirumah. begitu seterusnya, tahun demi tahun kulalui itu semua. dari aku kecil sampai kini aku beranjak dewasa, sedikit waktu untuk bisa bersama ayah.
betapa kesepiannya aku tanpa seorang ayah yang seharusnya bisa selalu ada berkumpul denganku dan keluargaku. aku menyadari itu semua adalah jalan takdir keluargaku. aku juga selalu berusaha memahami bahwa yang ayah lakukan adalah bekerja keras demi mencukupi kebutuhan keluargaku, untuk membahagiakan aku dan kakak adikku. aku selalu mencoba untuk bersabar namun sesabar apapun aku, tetap saja tidak mampu meredam kerinduan hatiku yang selalu teringat dan haus akan kasih sayang ayahku. aku selalu saja iri dengan teman-temanku yang sewaktu kecil selalu diantar kesekolah dengan ayahnya sebelum ayahnya berangkat ke kantor. aku selalu iri dengan temanku yang selalu bisa makan malam bersama dengan seluruh keluarganya, tentunya bersama ayahnya. tak bisa ku punggkiri aku selalu dan selalu saja menangis jika teringat tentang ayah. aku hanya bisa berdoa kepada Allah agar ayah selalu diberi kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang berlimpah. amiiin :’)
ibuku, meskipun terlihat seperti ibu rumah tangga biasa tetapi dia sungguh ibu yang luar biasa bagiku. ibu selalu mendidik anak-anaknya dengan baik, walaupun tanpa ayah. ibuku adalah ibu yang solehah, sangat sabar, tabah, hormat, patuh, dan setia kepada suami. tak bisa kubayangkan, ibu bisa sesabar itu hidup lebih dari duapuluh tahun bersama ayahku dan mendidik kami hanya seorang diri tanpa ayah. ibu memahami ayahku dengan baik. ibu selalu memberikan dukungan, semangat, serta doa yang begitu besar untuk ayahku. dengan tuntutan pekerjaan ayah yang menyita waktu banyak ibu menggantikan peran ayah bagi kami. tidak hanya menyayangi kami, ibu juga melindungi kami. sungguh ibu adalah wanita yang luar biasa. ibu terhebat yang pernah kuketahui.
sedih memang rasanya melihat keadaan keluargaku yang tidak bisa selalu menghabiskan waktu bersama. namun dengan berjalannya waktu yang membuatku sadar, bahwa itu semua adalah takdir tuhan. keluarga kami memang diciptakan seperti ini, ayah jauh disana untuk mencari nafkah. dan aku selalu bersyukur, walaupun jarang bertemu ayah, keluarga kami tetap harmonis dan bahagia. semoga selamanya kami bisa selalu bersyukur dan bahagia.