cerpen # 1

Dia adalah seorang gadis biasa, namanya Intan. Intan dikeluarganya dikenal sebagai anak yang kuat, ceria, penurut, baik, sabar, dan terkadang pendiam. Namun terkadang Intan juga anak biasa yang juga pernah menyakiti hati kakak, adik, ayah, apa lagi ibunya. Intan merasa sangat bahagia memiliki keluarga lengkap dan tidak kekurangan apa pun. Namun, suatu saat intan merasa dia tidak berguna apapun bagi kedua orangtuanya, tak ada hal membanggakan yang bisa ia banggakan di depan kedua orangtuanya, pandai pun tak seberapa, nilai pun demikian hanya rata-rata. Intan merasa ia tak memiliki bakat sama sekali. Ia terihat iri pada teman-temanya yang memiliki bakat tersendiri. misalnya saja si April ia adalah juara kelas tiap tahunya, Galih ia berbakat di cabang olahraga taekwondo. Sofi,Juni,Vitsal ia adalah pemain sepak bola kebanggaan sekolahnya. Vida dia menjadi vokalis dari band sekolahnya yang setiap ikut festival menyabet juara dan mendapatkan trophi. Intan berpikir keras tentang hal itu, mencoba mencari hal yang dia rasa lebih unggul dari teman-temanya. Namun hasilnya, NIHIL. Ia tak menemukan hal yang dia bisa lebih unggul dari teman-temanya.

Intan terus termenung memikirkan nasibnya. Sekarang sudah kelas 3 SMA.. “Akan jadi apa kelak aku?” pikir intan dalam hatinya. Intan terus berpikir keras untuk masa depanya. Sampai akhirnya lagi-lagi ia tak berhasil menemukan apa yang ingin ia lakukan saat lulus SMA nant., ya., intan memilih pasrah dengan nasibnya. “Nanti juga aku akan tahu akan berada dimana setelah SMA” . Intan memutuskan akan mengikuti takdir yang Tuhan berikan padanya dan tak perlu pusing-pusing memikirkanya.

Acara wisuda kelulusan Siswa SMAN1 berlangsung hari ini. Intan tak mau kalah dengan teman-temanya. Ia pergi dengan menggunakan pakaian terbaik yang ia miliki dan berdandan secantik mungkin demi menghadiri acara wisuda di SMA nya. sebuah kebanggaan tersendiri muncul dihati nya. “Akhirnya aku lulus” . Saat pembagian Ijazah semua siswa-siswi terlihat sumringah maju kedepan untuk menyalami bapak kepala sekolah dan berfoto bersama. Nilai intan tidak jelek, tapi tidak bagus juga. Ya hanya rata-rata.. tapi Intan tak mempermasalahkan hal itu, lulus saja baginya sudah cukup. Namun intan kembali lagi berpikir, banyak teman-temanya yang sudah diterima di perguruan tinggi favorit. sedangkan ia?? Masih tak tentu arah :/ Saat wisuda berakhir intan merasa sedikit bahagia bercampur sedih, resah, dan khawatir. Bahagia karena ia telah berhasil menyelesaikan studinya. Sedih karena harus berpisah meninggalkan teman-teman terinta yang selalu setia mewarnai hari-harinya. Resah karena ia belum juga mendapatkan kampus yang ia dambakan. Dan khawatir akan menyongsong masa depanya ke jenjang yang lebih tinggi sebagai mahasiswa.